“Jihad seperti apa yang diperlukan umat Islam di Indonesia?”
Tanyamu seakan mencari solusi kepadaku.
Munkin terlalu naif, kalau kukatakan kepadamu, ayo angkat senjata,
sama-sama kita berperang.
Perlu kamu tahu, sebelum pedang terhunus untuk
menegakkan kalimat Allah, maka satu yang perlu kamu perhatikan, hunuskan
kekuatanmu, dan berjihad melawan dirimu, taklukkan hawa nafsumu, bimbing
keluargamu, mantapkan aqidahmu, karena sesungguhnya umat ini menang, bukan
dengan hunusan pedang yang tajam dan jumlah yang banyak, tapi umat ini menang,
karena tarbiah iman yang kokoh di dalam sanubari.
Kamu juga kemarin berkata kepadaku, “Aku ngeri dengan
teroris-teroris yang berkedok jihad.”
Ya, sambil menikmati air putih, aku pun senyum kepadamu dan mengangkat
jempolku sebagai isyarat, aku setuju denganmu.
Kamu tahu, diriku seakan ditohok dengan kata teroris, umat Islam
seakan diracuni dengan kata teroris, sehingga mereka yang awam seakan
ikut-ikutan mengatakan, bahwa Islam agama teroris, padahal, Islam tidak ajarkan
seperti itu, dan mereka yang ikut-ikutan mengatakan seperti itu, tidak lain
mereka hanya orang-orang bodoh akan agama mereka sendiri.
Bukankan sangat naif, jika satu kejadian kemudian kumemvonis semuanya? Ya, menurutku
sangat naif, satu orang yang melakukan perbuatan salah, kemudian kita memukul
rata semuanya. Beberapa tahun yang lalu, yang mungkin kita dengar di Makassar,
atau di Bali, dan itu pun beritanya tidak terlalu jelas, kecuali di fitnahkah
oleh media-media yang kamu pun ikut
mempercayainya, bahwa telah terjadi pemboman. Ya, jelas mereka salah. Bukan itu
konsep Islam yang sebenarnya. Jelas?
Perlu kamu tahu, kata teroris itu digembor-gemborkan oleh
musush-musuh Islam, mereka ingin mengatakan di dunia bahwa Islam adalah teroris,
dan tidak lain, mereka hanya ingin memadamkan cahaya agama Allah, tapi
Allah kan selalu menyempurnakan
agama-Nya, dan mereka juga ingin merusak mental-mental umat Islam. So, jangan
tertip dengan kata teroris, yang harus kita katakan teroris itu, adalah orang
yang membantai Umat Islam Yanmar, Afrika Tengah, Palestina, Suriah, dan
tempat-tempat yang lain yang seakan media menutup mata dari mereka, kamu pun
seakan menutup mata dari mereka, dan tidak pernah mengatakan mereka sebagai
teroris, tapi kamu selalu trauma dengan kata teroris, dan merasa ngeri dengan
orang Islam sendiri. Sekarang siapa yagn akan kamu katakana teroris?
Irsun Badrun
Watampone
20 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar