Hanya bisa melihat dari dalam kaca. Ya, hanya dari dalam kaca kumelihat carut-marut antara para pemimpin yang kan maju memegang kemudi bangsa Indonesia. Kutidak tahu pasti, apa yang sesungguhnya terjadi, kuhanya bisa melihat dari dalam kaca melalu tulisan-tulisan dan berita-berita.
Hanya bisa melihat dari dalam kaca. Ya, dari dalam kaca, tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi, tapi bukan berarti harus aku diam dan tak pedul dengan apa yang terjadi dan akan terjadi. kini, firman Allah lembut yang artinya seakan menyelinap ke seluruh sukmaku dan berkata, “Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.” Al-Baqarah: 216.
Hanya di dalam kaca kumelihat orang-orang yang kan memperebut tonggak kepemimpinan, tapi dari dalam kaca ini, ada Allah yang mengetahi segalanya. Kalau memang Allah yang mengetahui segalanya, mengapa aku harus menjauhinya? Coba mendekat kepada-Nya, mohon kepada-Nya, agar sekiranya, kebusukan-kebusukan orang-orang yang hendak menghancurkan Islam dari dalam, agar ditelanjangi, bak ditelanjanginya Abdullah bin Ubai bin Salul, dedengkotnya munafiq.
Hanya bisa melihat dari dalam kaca. Ya, inilahkeadaanku sekarang. Tapi bukan berarti aku harus diam, aku masih mempunya senjata tak tampak, tapi sangat mematikan, senjata itu adalah doa. Ya, doa adalah senjatanya orang-orang yang beriman, maka cukuplah doa yang diajarkan Rasulullah, “Allahumma arinal haqqa haqqan warzuqnattibaa’a, wa arinal baathila baatila, warzuqnaj tinaaba.” Yang artinya, “Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami bahwa yang benar itu benar, dan karuniakanlah kami untuk mengikutinya, dan perlihatkanlah kepada kami bahwa yang salah itu salah, dan karuniakanlah kami untuk menjauhinya.”
Hanya dengan doa dari dalam kaca, tidak ada yang tidak mungkin dengan doa, karena Allah adalah Pemilik hati, Maha yang membolak balikkan hati, Allah yang tahu segala kebenaran, maka mengapa tidak kembali pada Allah? Ya, mungkin diri ini lupa dengan Allah. Sehingga Allah hendak mengujiku atas apa yang menimpa umat Islam di luar kaca sana, Allah hendak menimpakan kebingungan dalam diriku, karena aku jauh dari-Nya.
Tidak ada yang mustahil walau hanya dari dalam kaca. Karena tidak ada yang mustahil bagi Allah di dunia ini. Toh Rasulullah juga bisa sampai ke langit dengan secapat mungkin, bayi juga bisa berbicara, Negara raksasa pun bisa ditaklukkan, maka tiak ada yang mustahi, Allah hanya menunggu dari diri ini, sudahkah diri kembali pada-Nya apa belum? Dirikulah yang harus menjawabnya.
Hanya bisa melihat dari dalam kaca. Ya, dari dalam kaca kumendengar di sana ada partai-partai yang mungkin bisa dibilang tidak murni Islam, tapi paling tidak mereka telah mempunyai komitmen bahwa mereka lebih condong memihak pada orang yang bisa membuat agama ini tetap bisa bertahan. Merek juga takut kalau Islam di Negara ini menjadi seperti warga yang berada di Suria.
Hanya bisa melihat dari dalam kaca. Ya, di sinilah kumendapati firman Allah yang artinya, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai.” Al-Imran: 103. Ya, ayat ini bukan menyuru untuk mendukung demokrasi, tapi ayat ini lebih pada berpegang teguh dengan tali Allah agar menjadi satu dan merasakan bagaiman nikmatnya sebuah persaudaraan yang dibangun atas dasar Islam. Ya, paling tidak dengan koalisi partai-partai Islam, Allah hendak mengajariku, betapa indahnya sebuah persaudaraan Islam, yang kemudian diharapkan akan timbul sebuah keinginan, bahwa agama ini harus bersatu di bawah satu bendera LAA ILAHA ILLALLAH. Pertanyaannya untuk diriku, maukah kamu bersatu?
Sekali lagi, hanya bisa melihat dari dalam kaca. Sebuah partai merah berkepala banteng, adalah partai yang mencoba mengadakan konspirasi dengan Negara-Negara barat, dan tentunya Yahudi, dan partai inilah yang kubisa melihat dari dalam kaca, mereka lebih jauh dari Islam dibanding dengan partai-partai yang lain.
Hanya bisa melihat dari dalam kaca. Ya, di dalam kaca ini, kutemui arti firman Allah yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu sebagai teman kepercayaanmu.” Al-Imran:118. Ya, jangan menjadikan teman mereka yang mencoba berkosnpirasi untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dan partai berkepala banteng inilah yang lebih banyak dapat dukungan dari mereka yang memusihi Islam.
Ya, dari dalam kaca, kucoba menuliskan lembaran kecil ini, mencoba menimbulkan rasa cemburu bagi yang merasa islam, karena agama ini hanyut dan tenggelam di tangan diri sendiri, karena hanya diam dan santai melihat dari dalam kaca. Maka apakah aku juga diam di dalam kaca sambil menikmati kopi hangat? Ya, dengan lembaran kecil ini, kuharap ada yang bersedia berbagi. Dan dengannya, ia berusaha menunjukkan, bahwa dia adalah salah satu taring-taring Islam yang masih tetap tajam dan siap menggigit siapa yang mencoba mengganggu agama ini.
Irsun Badrun
Bone 21 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar