Minggu, 29 Juli 2012

Tak Terasa Kami Murtad


Beberapa bulan yang lalu saya dan beberapa teman saya dari kampus sempat tugas disebuah desa daerah Makassar, kami berada didesa tersebut hanya 40 hari, adapun tugas saya hanya mengisi khutbah, mengajarkan anak-anak di Masjid dan mengajarkan bahasa Arab kepada anak-anak.
pada hari yang ke Empat puluh satu, kami beranjak pamitan kepada tuan rumah dan warga sekitar untuk balik ketempat asal kami, dan dalam perjalanan, saya menggunakan siwak {sebuah sunnah menjaga kebersihan}.
Dan dalam perjalanan ada barang-barang teman yang dibawah salah seorang warga jatuh, karena ikatannya tidak kuat, akhirnya kami berhenti sejenak memperbaiki ikatan barang-barang kami.
Dipemberhentian tersebut, saya asik dengan bersiwak, membersihakn gigi-gigi saya,  seketika itu ada salah satu teman yang agak menjengkelkan dalam empat puluh hari kami, karena orangnya bodoh agama, tapi bicara ngaur masalah agama, kelihatan ingkar sunnah itu anak wallahu a'lam. Tapi ketika melihat saya menggunakan siwak dia langsung bertanya apa itu?
saya: siwak
Dia : untuk apa?
Saya : ya untuk membersihkan gigi,
Dia : iiiih, jorok, masa pakai yang begituan? Emangnya tidak ada sikat gigi apa? Sungguh jorok.
Dia sambung dengan kata-kata yang tidak enak didengar, sayapun tersingguh dan marah saat itu, tapi saya tidak mengamuk, hehe. Tapi saya tampakkan diwajah saya bahwa saya sedang marah.
Dari perkataan dia tersebut beberapa teman yang lain ikut tertawa kecuali satu orang, karena dia ustad. Jadi dia hanya bisa diam.
Wahai sobat, kami berlindung kepada Allah agar kami tidak termasuk orang seperti itu, karena perkataan seperti itu, tidak terasa kami telah murtad dari Islam yang kita akui bahwa kami Islam.
Mungkin sobat merasa bingung dan bertanya-tanya, kok bisa murtad? Kan hanya perkataan dan mungkin dia hanya berkata atau bermain-main atau bercanda.
Kalau ini yang kita jadikan argument, coba mari kita baca bersama firman Allah berikut:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (66)
artinya:
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (QS. Attaubah:65-66)
Sobat tau apa sebab turunnya ayat ini? disebutkan  dalam Tafsir Ibnu kasir tentang sebab turunnya ayat ini yaitu:
Bahwa ada seorang laki-laki berkata: tidaklah kami melihat seperti para pembaca kami ini (pembaca Al-qur'an dan kalangan sahabat termasuk Rasul)  mereka orang yang paling pembohong lisan mereka dan orang yang rakus perutnya dan orang yang penakut ketika bertemu. Dan pada saat itu ada seseorang dari kalangan sahabat, ketikan mendengar ucapan tersebut  dia menjadi marah dari perkataan itu. Kemudian dia pergi dan menyampaikan kepada Rasulullah apa yang mereka katakan, dan ayatpun telah turun maka datang kaum tadi yang mengatakan perkataan diatas dengan penuh rasa bersalah dan mengatakakan kepada Rasulullah dan Rasulullah pada saat itu berada diatas kendaraanya karena hendak bepergian, dan mereka berkata wahai Rasulullah:
sesungguhnya kami hanya membicarakan tentang tunggangan, yang dengannya hanya menjadi hiburan dalam bepergian dan kami tidak bermaksud  meremehkan dan memperolok-olok akan tetapi kami hanya bermaksud bercanda.
Dan Rasulullah Shollahu 'Alaihi Wasallah tidak menengok kepadanya akan tetapi dia membacakan Ayat diatas.
Sobat coba perhatikan dengan ayat diatas yaitu:" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman."  Ini menunjukkan bahwa sebelum mereka katakan perkataan diatas yaitu mengatakan : (pembaca Al-qur'an dan kalangan sahabat termasuk Rasul)  mereka orang yang paling pembohong lisan mereka dan orang yang rakus perutnya dan orang yang penakut ketika bertemu.
 orang yang mengatakan perkataan ini sebelumnya mereka beriman namun ketika canda mereka dengan memperolok-olok, mereka menjadi murtad dari Islam disebabkan perkataan mereka ini.
Wahai sobat, oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam bekata, jangan sampai kita bercanda dengan ayat-ayat Allah atau sunnah Rasulnya atau para sahabatnya.
Tapi kenyataan yang kita dapat sekarang ini nauzu billah minzalik, berapa banyak saudara-saudara kita memperolok-olok dan mengejek sunnah Rasul Shollahu 'Alaihi Wasallam. Seperti, orang yang memakai jenggot kaya kambing, orang yang celananya diatas mata kaki kebanjiran, orang yang menggunakan siwak  katro sebagaimana kasus diatas, dan lain-lain. Dan tanpa terasa mereka telah murtad dari agama yang kita cintai ini.
Dan sobat perlu tau juga bahwa benci dengan apa yang Rasulullah datang dengannya maka ia  termasuk orang yang seluruh amalan kebaikannya terhapus dan sia-saia, berdasarkan Firman Allah dalam surat Muhammad ayat delapan dan sembilan yang artinya:
"Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka."(QS. Muhammad:8-9)
Dan hanya kepada Allah kita berlindung agar tidak termasuk orang yang mengolok-ngolok sunnah Rasul Shollahu 'Alaeh Wasallam.

Dahsyatnya Cinta


Dinamika percintaan sungguhlah dahsyat, segala sesuatu bisa dikalahkan dengan cinta, dengan cinta juga dunia ini menjadi damai dan tentram.
Bisa kita bayangkan kalau kita hidup tanpa cinta, maka dunia ini akan gersang, penuh dengan pertumpahan darah dan hidup seakan dijepit batu yang besar karna tidak ada perdamaian.
Oleh karena itu benar adanya sebuah pepata mengatakan "hidup tanpa cinta bagaikan taman tak berbunga" mungkin ini sbuah pepata yang sederhana, tapi bukan hanya sekedar taman yang tak berbunga yang tidak dapat memancarkan cahaya kehangatan dan ketentraman tapi lebih dari itu, hidup tanpa cinta bagaikan lautan minyak yang tak ada kehidupan didalamnya.
Sobat semua, itulah dunia nyata harus ada cinta yang menemani kita, dengan cinta kita dapat terhibur, dengan cinta kita dapat mencurahkan isi hati kita, dengan cinta kita bahagia, dengan cinta kita dapat berkorban dengan cita kita bisa.
Sobat semua perna merasakan yang nama jatuh cinta, ia itu pasti,  karena yang namanya cinta adalah manusiawi, cinta merupakan anugrah tuhan, cinta merupakan salah satu sifat yang Allah berikan kepada kita, oleh karena itu mungkin sepatutnya kita menyukuri rasa cinta ini, tapi kenyataan yang ada, jarang sekali orang yang menyukuri rasa cinta.
sobat,,jika sobat pernah merasakan cinta yang sebenarnya maka saya yakin sobat akan berkata, cinta membutuhkan pengorbanan, ketundukan, kepatuhan dan keiklhasan.
Semua yang diminta sang kekasih, sobat pasti usahakan demi mendapatkan cinta sang kekasih, begitu juga dengan pertemuan. Pasti sobat merasakan bahagia sangat dengan bertemu sang kekasih, apalagi pertemuan itu tercapapai setelah beberapa waktu yang lama sempat berpisah, maka kebahagiaan yang sobat rasakan tak dapat diukir dan diungkapkan dengan kata-kata, sungguh bahagianya saat itu dan sungguh menyenangkan saat itu, dan bagi sobat yang sedang menunggu pertemuan dengan sang pujaan hatinya akan merasakan gelisah yang amat sangat. Detik jam semakin lama, sehari bagaikan seminggu, seminggu bagaikan sebulan dan sebulan bagaikan setahun.
Itulah gambaran singkat tentang percintaan manusia, begitu indah dan nikmat dunia percintaan, sehingga kalau seandainya lautan dijadikan tinta untuk mencatat kisah cinta anak manusia tidak akan pernah habis. Dan yang saya maksud adalah cinta-cinta yang benar-benar cinta, bukan cinta anak mudah sekarang habis lepas keperawanan, maka cintanya akan berpaling.
Sobat,, begitu juga dengan cinta kita kepada Allah sang pencipta dan sang pemberi cinta. Jangan kita hanya jadi bagaikan orang munafik, yang perkataannya tidak sesuai dengan hati dan perbuatannya. Kamu mengatakan cinta kepadanya sedangkan kamu tidak tunduk dan taat kepadanya, mala kamu tidak berharap pertemuan dengannya.
Sungguh jika sobat mengaku mencintai Allah, maka ikutilah patutlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu,  dan seluruh apa yang diperintahkan Allah kepada kita sebagian besar tergambar dalam perkataan dan perbuatan Rasulullah, oleh karena itu Allah menyoba kita dengan firmannya yang artinya: katakanlah wahai muhammad, jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku (Rasulullah) maka Allah akan mencintai Kalian (QS.Al-Imran:31).
Itulah sebuah syarat jika kita mengaku mencintai Allah, kita harus tunduk dan patut apa yang dikatakan rasul sang utusan Allah Ta'ala kepada umat ini.
Wahai sobat, jika dunia percintaan diawali dengan perkenalan, pandangan atau sesuatu yang dapat menyebabkan timbulnya cinta, maka Allah lebih berhak dari itu, cinta kepada Allah tidaklah sempurna tanpa kita mengenal Allah, dan tanpa mengenal Allah kita juga tidak bisa dekat dengan Allah, maka sudah sewajarnya sebagai seorang anak manusia yang mengaku mencintai Allah harus mengenal Allah.
Dan sobat tau apa yang harus kita kenal dari Allah?? Kita harus  mengenal haq-haq Allah, dan apa saja yang bisa mendatangkan cinta Allah, dan mendatangkan murka Allah, kita harus mengenalnya. Karena itu merupakan wasilah untuk kita bisa mencintai Allah dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga akan datang cinta Allah kepada kita.
Dan jika telah datang cinta Allah kepada kita maka tunggulah keajaiban akan datang kepadamu, simak hadis berikut yang artinya:
Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan peperangan kepadanya. Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan yang lebih Aku sukai daripada amalan yang telah Aku wajibkan atasnya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, hingga Aku mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan. Bila ia meminta, pasti akan Aku berikan. Bila ia meminta perlindungan, pasti Aku beri perlindungan. Tidak pernah Aku merasa bimbang sebagaimana ketika Aku mencabut nyawa seorang mukmin yang tidak menyukai kematian, sementara Aku tidak ingin menyakitinya.” (HR. Al-Bukhari)

Itu merupakan dahsyatnya  orang yang mendapatkan cinta Allah, Allah akan meberikan apa yang dia mau, apa yang dia inginkan dan Allah akan melindunginnya. Yakinlah, ini adalah janji Allah, dan Allah tidak pernah menginkari janjinya.
Wahai sobat, dan dunia percintaan juga telah menjadi bantahan bagi orang-orang yang mengingkari adanya pertemuan dan melihat wajah Allah kelak, karena realita  percintaan mengajarkan kita, bahwa bertemu dengan sang kekasih merupakan suatu hal yang menyenangkan, begitu juga dengan janji Allah, bahwa nikmat yang paling besar di akhirat kelak yaitu melihat wajah Allah.
Salah satu firman Allah yang artinya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya yaitu melihat wajah Allah. (QS.Yunus:26)
Itulah dahsyatnya cinta, semoga kita semua termasuk orang yang amal perbuatannya sesuai dengan apa yang kita katakan yaitu mencintai Allah dan Rasulnya.

Kamis, 26 Juli 2012

Wanita dengan akhlaknya

Sobat semua, sepuluh hari sebelum ramadhon saya sempat main atau silaturrahmi ketempat teman saya ngabdi atau ngajar yaitu trenggalek kecamtan watulimo di Ma'had Al-burhaan. Teman saya itu tempati disalah satu rumah dua orang suami istri, kedua-duanya pegawai di pukesmas. Saya juga iktan nginab dirumah itu. Orangny ramah dan baik hati.
Tap sayangnya, saya tidak lama dirumah itu, hanya dua hari saya sudah harus pamitan untuk pergi ke Kediri kota Pare perkampungan bahasa Inggris.
Pada saat saya di pare dua minggu,  saya di was-waskan dengan seorang wanita yang saya cintai, wanita itu asalnya dari solo, saya ingin melamarnya mumpun saya masi dijawa, akhirnya saya putuskan untuk melamarnya. Kemudian saya hubungi teman saya mahdi  yang ada dibekasi luaran Universitas Madinah, tapi karena saya yang tidak enak hati, saya katakan padanya tidak usah, karena mungkin kamu sibuk, akhirnya saya hubungi teman saya Agus yang ngajar di Ma'had burhan sambil melanjutkan studi S2.
Dia langsung menyuru saya ke Trenggalek nanti berangkat barang dia  dari trenggalek, nah kali ini saya nginap lagi dirumah Suami istri yang pegawai Puskesmas itu. disini saya belajar banyak dari Istrinya bliau udah tua, tapi subhanallah ternyata dia adalah orang yang berakhlak, dia adalah orang yang penurut dengan suaminya. Walaupun sudah tua, raut wajah kecantikan masa mudanya masi bisa ditebak,  kalau keluar bliau menggunakan jilbab, didalam rumah bliu mengurusi suaminya, karna skarang suaminya lagi sakit dan harus cuci darah setiap lima hari sekali, karen pernah kecelakaan juga ini sang suami.
dalam keseharian ibu ini, bliau selalu senyum, dan menceritakan kelebihan sang suami, karena sekarang suami berubah menjadi kehitaman dari dulunya putih dan ganteng.saking gantengnya sang suami pada satu saat bliau masuk rumah sakit, dan para perawat bertanya kepada istrinya: anak yang kberapa ini??
sang Istri senyum dan mengatakan dia bukan anak saya tapi suami saya.
Sang Istri selalu menanyakan kepada suaminya: pa,, mau apa?? Ada yang bisa saya bantu??
sang bapak kadang diam kadan menjawab juga. ndisela-sela waktu, sang istri ini selalu memijat suaminya,  dan setahu saya bliau tidak pernah menunjukkan muka masamnya sama suami, pasti senyum terus.
Dan dari akhlaknya yang mulia, ketika dia mendengar saya mau pergi lamar anak orang di Solo bliau yang Insya Allah siap untuk mengatar. mungkin dulu bliau jauh dari Al-qur'an ini Ibu, tapi subhanallah sekarang bliau mulai ngaji, bliau sering bertanya masalah agama,  dan kenapa saya tahu bliau jauh dari AL-qur'an?? Karena diumurnya yang tua ini, saya dapati bacaan Al-qur'annya masi terbata-bata.
Wahai para wanita sungguh kecantikanmu dilihat dari akhlakmu, karna jika akhlakmu hilang, maka kamu akan di remehkan, walaupun cantik dan kaya. Karena akhlak kalian lah kalian dihormati, berikut ini salah satu perkataan yang membuat kita sadar akan pentingnya akhlak wanita:

سئل الخوارزمي عالم الرياضيات عن المرأة.. فأجاب:
إذا كانت المرأة ذات (خــــلـــــق ) فهي = 1
وإذا كانت المرأة ذات (جمـــــال) أيضـــــاً فأضف إلى الواحد صفراً = 10
وإذا كانت المرأة ذات(مـــال) أيضاً فأضف صفراً آخـــــــــر = 100
وإذا كانت المرأة ذات(حسـب ونسـب) أيضاً فأضف صفراً آخـــــر = 1000
... فإذا ذهب الواحــد (الخلق) ... لم يبق إلا الأصفار ... !!!


*
Al-Khawarizmiy, sang pakar matematika ditanya tentang wanita, maka dia menjawab:
Jika seorang wanita memiliki (akhlaq) maka dia adalah = 1
Dan jika seorang wanita juga memiliki (kecantikan) maka tambahkan nol ke angka satu = 10
Dan jika seorang wanita juga memilki (harta) maka tambahkan satu nol lagi = 100
Dan jika seorang wanita juga memiliki (kedudukan dan keturunan yg baik) maka tambahkan satu nol lagi = 1000
Maka jika angka 1 (akhlaq) pergi, tidak tersisa kecuali NOL NOL NOL !!!

Indonesia Membutuhkan Du-aat

Memperhatikan masalah umat saat ini, sungguh sangat memprihatinkan. Mulai dari penghuni kota sampai desa walaupun agak berbeda pola hidupnya agak berbeda tapi memiliki penyakit rohani  yang satu.
rohani itu masi sedikit sekali tenaga medis yang berkompeten didalamnya.  Dan sungguh sangat mustahil kita akan dapat hadirkan ditengah-tengah  masyarakat itu seorang Profesor, atau seorang ustad besar. Tapi kita butuhkan dari setiap daerah tadi, baik di Desa atau di Kota adalah perawat-perawat yang handal dan siap tahan banting ditengah-tengah masyarakat, dalam hal ini adalah para da'i.
Udah beberapa kota dan daerah saya kunjungi, ternyata di semua daerah tersebut mereka tidak membutuhkan seorang profesor, mereka tidak membutuhkan seorang ustad yang besar, tapi yang mereka butuhkan adalah seorang da'I yang dapat memberikan solusi dalam problematika ditengah-tengah msayarakat tersebut.
Beberapa bulan yang lalu saya berada disalah satu desa Kecamatan Manuju Kabupaten gowa, sungguh memprihatinkan itu desa, dari beberapa masjid mungkin hanya dua masjid yang aktif, adapaun yang lain Cuma sholat Magrib saja yang ada, itupun hanya dua tiga orang  jama'ah. Anak-anaknya tidak ada yang urus dalam masalah agama karena hidup mereka saja sudah memprihatinkan bagaimana mau ngurus agama??
begitu juga ketika saya sampai daerah trenggalek tepatnya di Watulimo, masyarakat dibeberapa masjid sangat membutuhkan seorang sosok yang dapat membimbing mereka, dapat mengarahkan mereka, tapi sangat disayangkan, tenaga itu  kurang, akhirnya saya sebagai orang yang pas-pasan ilmunya juga turun tangan.
Dari itu, saya mengambil kesimpulan bahwa Indonesia membutuhkan para da'I bukan da'I saja tapi du'aaat yaitu jamak dari da'i.
Dari seorang da'I sudah sewajarnya membekali dirinya dengan berbagai macam skill, sehinggai dia tidak hanya mengadakan tangannya menunggu uluran tangan masayarakat untuk mendapatkan pasokan makanan, tapi dia harus mampu berpikir bagaimana dapat menghasilkan uang sendiri dan  dapat memberikan solusi ditengah-tengah masyarakat dari berbagai macam problematika yang ada dimasyarakat.