Selasa, 19 Mei 2015

Suara Hati Untuk Muslim Rohingya





Duhai yang masih mempunyai hati. Duhai yang masih bangga Islam sebagai agamanya. Tidakkah kamu melihat saudaramu dari Rohingya?




Coba lihat, persis sepertimu; sama-sama manusia. Lebih dari itu, mereka adalah saudaramu, saudara yang diikat dengan Islam.




Mereka tak pernah berharap kamu berada pada posisi mereka, tapi mereka sangat berharap kamu datang mengelus lembut tangan mereka.




Mereka adalah cobaan buatmu,  apakah kamu benar-benar Islam peduli?



Coba kamu lihat rambut mereka, dan mulailah hitung, sudah berapa lama mereka tak menggunaka shampo.




Coba kamu lihat kulitmu, jika kulitmu hitam berminyak karena menikmati pekerjaan, maka kulit mereka hitam berminyak karena keterasingan.




Coba kamu mendekat pada mereka, dan mulailah meraba pada perut mereka, kira-kira sudah berapa lama mereka harus menahan lapar. Apakah satu minggu, dua minggu atau bahkan berbulan-bulan?




Coba lihat pada baju mereka, apakah kamu akan menemukan tumpukan pakaian bersih? Ataukah kamu hanya menemukan pakaian kusut yang tak layak pakai?




Dan yang paling penting, coba kamu tatap dengan lembut pada kelopak mata mereka, sudah berapa banyak air mata tumpah, sudah berapa banyak air mata mengering. Siang malam, suara tangisan ibu-ibu dan anak-anak  tak dapat dibendung.




Sini, kita sama-sama bergandengan tangan. Sini, kita ulurkan sedikit senyum kita. Sini, kita tuangkan sedikit kopi untuk mereka. Ayo mari, mereka adalah saudara kita. Mereka adalah sahabat kita. Sini, kita bangun ukhuwah islamiah yang mengesampingkan nasionalisme Negara yang hanya membuat ukhuwah kita terkotak-kotak oleh sebuah kata, “Nasionalisme.”




Ya Allah, di sana mereka menangis kelaparan dan keterasingan, di sini kita menangis karena sedih nan pilu karena keadaan mereka.




Akhukum al-faqiir Ilallah
Irsun Badrun
Sragen 19 Mei 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar