Bengong di masjid persinggahan. Tak tahu di mana itu, lupa. Yang jelas, belum terlalu jauh dengan Boyolali.
Sendiri kududuk dengan melongo. Pikiran melamun entah ke mana. Dan waktu antara magrib dan isya.
Tiba-tiba sebuah mobil warna hitam datang dan lansung parkir di depan masjid. Seorang bapak dengan tergesa-gesa keluar dari mobil kemudian menyusul seorang ibu. Mereka berlari-lari kecil menuju kamar mandi.
"Ooo, pasti kebelet. Hehe." Tawa hatiku.
"Alhamdulillaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaàah." Suara bapak tadi menggema bertahmid kepada Allah dan di tangannya ada sebuah tas kecil warna merah.
"Ada apa pak?" Tanyaku.
"Ini mas, tadi ini lupa, padahal kami udah sampai di Solo. Yang saya khawatirkan bukan uangnya mas, tapi surat-suratnya mas." Terang bapak tadi sedangkan istrinya tak henti bertahmid.
"Alhamdulillah Allahu Akbar. Memang rizki takkan kemana pak." Ucapku meyakinkan mereka akan kuasa Allah.
Seketika istri sang bapak mengambil uang dalam tas tersebut dan menginfakkannya di dalam kotak amal, saya pun ditawari kemudian pamitan pulang.
***
Mungkin Allah hendak memberikan jedah buat bapak dan ibu tadi untuk berpikir sejenak akan kuasa-Nya.
Allah juga hendak mengajari mereka bagaimana cara berinfak yang mungkin sering diabaikan.
Allah juga hendak mengajari mereka, bagaimana selalu menaruh harap kepada Allah.
Kuyakin, ketika mereka tersadar tas hilang pergi, nama Allah tak pernah berhenti dari lisan mereka, doa dan harapan selalu menguatkan mereka sehingga mereka rela balik menempuh jarak sekitar 15 kilo atau bahkan lebih.
Irsun Badrun
Sukoharjo 07 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar