Kalau saja mendapatkan hidayah iman itu bisa diputar kembali, maka hampir setiap orang akan memilih mendapatkan hidayah sàat masih kecil.
Ia ingin mengulang hidupnya kembali dalam lembaran putih. Ia ingin mengisi hidupnya dengan sesuatu yang lebih berarti.
Ia menyesal kenapa hidayah itu baru datang kepadanya. Mengapa tidak dari dulu sehingga ia bisa memeluk erat-erat hidayah itu.
Manisnya iman membuat ia tersedu-sedu akan masa yang penuh luka pilu di bawah bayangan setan.
Tapi tidakk mengapa, penting dari semua itu, ia bisa belajar mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi dari yang lainnya. Bisa belajar mencintai seseorang karena Allah, serta benci kembali pada hari-hari penuh kegelapan sebagaimana ia benci dimasukkan ke dalam api neraka.
Dan disitulah manisnya iman bisa direngkuh.
Irsun Badrun
Manyaran 04 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar