Sabtu, 26 Februari 2011

Gereja Inggris: Batasi Konsumsi Produk Halal!

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Gereja Anglikan Inggris mendesak sekolah-sekolah untuk memastikan menyajikan makanan non-halal setelah meluasnya produk makanan halal terutama daging yang dipotong sesuai dengan syariat Islam. Bahkan lembaga Keuangan Gereja juga memberi tekanan kepada pasar swalayan melalui investasi jutaan poundsterling agar tidak menjual produk berlabel halal.
Dalam perkembangannya, Inggris telah menjadi pusat produk halal di Eropa. Posisi itu membuat distribusi produk halal di negara itu tersebar luas mulai dari sekolah-sekolah, rumah sakit, pub dan pusat olah raga.
Kondisi itu rupanya tidak berkenan dikalangan pengikut Anglikan dengan berbagai alasan. Kebanyakan dari penolakan itu didasarkan pada hak asasi binatang. Menurut mereka, cara Muslim memotong hewan justru melanggar hak asasi binatang.
Alison Ruoff, seorang anggota senior dari 'parlemen umum ' Gereja Sinode mengaku khawatir dengan perkembangan produk halal di Inggris. "Ada banyak ketakutan yang bersumber dari keberadaan Islam di Inggris. Sebagai seorang Kristen, anda harus membela nilai-nilai Kristen. Karena kita tidak sadar telah menyebarkan praktek hukum syariah dengan mengkonsumsi daging halal," paparnya seperti dikutip dari Dailymail.co.uk, pekan lalu.
Forum Kristen Muslim, yang didirikan oleh Uskup Agung Canterbury Rowan Williams empat tahun lalu, mengatakan ada kekhawatiran "sejumlah pejabat publik" yang hanya menyediakan produk-produk halal di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga lain.
"Kami mendesak semua outlet makanan, katering dan otoritas publik untuk label makanan halal dengan benar, untuk kepentingan konsumen konsumen Muslim dan non-Muslim, " imbau dia,
John Pritchard, Uskup Oxford sekaligus Ketua Dewan Pendidikan, yang membawahi 4.000 sekolah Gereja, mengatakan kepada Sinode Umum di London pekan lalu bahwa arahan telah dikirim ke seluruh negeri. Salah satu isi dari arahan itu agar mengganti pemasok daging bila diketahui pemasoknya adalah seorang Muslim atau memberi label halal.
Sementara Pendeta Patrick Sookhdeo, seorang ulama Anglikan yang menjalankan Dana amal Barnabas internasional mengatakan meningkatnya konsumsi produk halal merupakan upaya dari Muslim Inggris untuk 'menerapkan' hukum syariah di Barat.(rpblk)
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatakhbar&id=1067

Tidak ada komentar:

Posting Komentar