Kamis, 21 Juni 2012

Jiwa Merana


kadang hati ini menyesali apa yang telah diperbuat, perbuatan yang benar-benar tidak sepantasnya dilakukan oleh sorang pejuang, perbuatan yang sangat tercela, walaupun hati nurani mengingkari perbuatan tersebut tapi dorangan nafsu selalu menghembuskan udarah segar untuk menyicipinya, terasa nyaman, enak, dan terasa seakan-akan aku berada dalam kenikmatan, tapi kenikmatan itu akan sirna dan lenyap, karena tidak ada balasan dosa kecuali siksa Allah jika kita belum bertaubat.
Gemerlap dunia mencoba menipu saya, tapi semua itu dapat aku baca dengan kacamata Qur'an dan Sunnah, hati yang bersih tahu, hati yang selamat sadar tapi godaan dan bisikan sang pembohong selalu membuat aku lalai.
Kadang aku menangis dikelapan malam, menumpahkan air mata penyesalan sambil melantunkan  baiat-baiat  ayat suci Al-qur'an  yang meggetar hati.
Ketika aku sampai diayat yang memperigati akan hari akhir, aku tak tahan, suarat membesar air mata bercucuran sambil  terlintas dibenak, "apakah aku orang yang selamat atau celaka kelak?"
Kenapa akau seorang yang dilahirkan sebagai pembawa bendera tauhid bendera Allah harus ridho denga kemaksiata, dengan kelalalian dan dengan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang pejuang??
Aku sadari, aku dipilih oleh Allah untuk menjadi seorang pahlawan, dan itu adalah pemberian yang paling berharga dari pemberian manusia, aku bisa mengerti pembicaraan Allah, dan ini merupakan salah satu tanda bahwa aku adalah diantara dereta dari prajurit-prajurit khsus Allah. Yang tidak mungkin semua oran mendapatkannya.
Tapi kenapa saya khianati pemberian itu, penghargaan itu dengan dosa dan lalai??
Oh jiwa yang banyak dosanya ! kembalilah kepada pelukan ilahi, kembalilah kepadanya sebelum keburukanmu memasukkan kamu kepada murka sang penciptanmu,  dan bersegeralah dalam kebaikan-kebaikanmu karena kebaikan itu akan menghapus semu keburukanmu dan akan datang cinta Allah kepadamu sehingga semua penduduk bumi akan tunduk dan patuh kepadamu.
Wahai jiwa yang banyak dosanya, jika kamu lalai maka ingatlah nikmat tuhanmu yang tak ada habisnya, maka jangan pernah kamu dustakan nikmat tuhanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar