Aku
tidak bisa berkata-kata dan tidak bisa berbuat apa-apa, ketika ada yang
mengkompori nikah.
Bukan
berarti saya membenci, tapi aku takut kalau saya terus meladeni hal itu, maka
dorongan untuk menikah semakin kuat. Sedangkan dari segi finansial saya belum
punya.
Kemungkinan
jalan yang akan saya tempuh sekarang sebelum memasuki dikehidupan baru adalah,
dengan banyak berkarya, mengumpulkan materi, siapkan mental dan belajar menjadi
seorang pemimpin yang baik.
Dan
untuk menghindari hayalan yang kosong, saya akan sibukkan dengan berbagai
aktivitas yang bermanfaat untuk jasad dan pikiran saya. Saya akan kurangi
makan, kurangi juga membicarakan Makhlukh Allah yang satu ini.
Saya
yakin kalau udah tiba waktunya, maka Allah akan mempertemukan saya dengan
seorang bidadari. Apapun kekurangannya saya akan berusaha memahaminya, karena
saya sadari sendiri, hidup tanpa kekurangan tidak akan sempurna. Karena berawal dari kurang menjadi lebih.
Wahai
orang yang akan menjadi istriku, menjadi pendamping dalam langkahku, menjadi
pelipur laraku. Aku ingin mengatakan kepadamu sebelum aku katakan.
Siapapun
kamu, aku hanya berharap itu kamu yang terbaik buatku, agamamu yang akan
membuat hati ini menjadi tenang, kepandaian menjaga dirimu disaat saya pergi
itu akan menjadi sumber kecintaanku kepadamu.
Aku
hanya berharap darimu agar dapat membesarkan anak-anak kita layaknya seorang
anak pejuang, saya tidak mau anak-anak kita menjadi anak-anak yang kerdil,
anak-anak yang penakut.
Saya
ingin mereka menjadi singa-singanya Allah, saya ingin mereka besar dalam kasih
sayang yang penuh cinta Ibu yang sholihah.
Saya
takut mereka malah akan menuntut kita diakhirat lantaran didikan yang salah
kepada mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar