Jumat, 08 Juni 2012

Aku ingin menikah


Aku ingin menikah
Kata nikah, ia  kata nikah, salah satu kata yang tidak asing lagi pada diriku, kata ini sering terucap oleh saya dan beberapa teman saya ketika sedang berbicara atau ketemu.
Kami sering menggunakannya dalam bahasa Arab yaitu:
mata zawaaaj/mataa nikaaah: kapa nikah??? Atau kapan kawin???
Jika saya ditanya sama teman-teman saya hanya bisa menjawab:
ba'da assanawaaat:  beberapa tahun lagi. Dan kemudian saya melanjutkan dengan sebuah ucapan: kullu aatin qoriiib: semua yang akan datang itu dekat. Termasuk nikah.
Tapi terus terang, aku tidak pasti tahu siapa yang akan mendampingi diri ini nanti didalam mengarungi bahtera kehidupan, aku tidak tahu siapa yang akan menjadi pelipur laraku dikala sedih, aku tidak tahu pasti siapa yang akan tersenyum dikala akau memasuki rumahku nanti.
begitu banyak wanita yang kutemui banyak pula ragam sifatnya.
semua layak kujadikan Istri tapi mungkin ada satu dan lain hal yang membuat saya tidak berani untuk mengkhitbahnya: melamarnya.

Kalau bisa dikatakan saya salah satu yang dikategorikan orang yang telah boleh nikah, diusia saya seperti ini, membutuhkan seorang yang bisa diajak untuk berbagi, membutuhkan seorang teman ngobrol dikala sendiri, membutuhkan seseorang yang dapat diajak makan bersama.
Namun itu hanya sebuah hayalan, itu hanya sebua impian karena aku tidak tahu pasti siapa sang bidadari yang  akan menemani hidupku.
Dikala keinginan nikah yang begitu besar bergejolak didakal diriku kadang memberanikan saya untuk melamar seorang wanita, tapi saya berpikir seribu kali, saya tidak tahu apakah pikiran itu wasa-was dari syaethon atau memang itu firosyat yang benar:
Saya berpikir seperti ini:
Kalau saya menikah, apa yang akan saya memberikan kepada Istri saya, harta tak punya, okelah Allah rozzaaq (maha pemberi rizki) tapi ada satu lagi yang kadang menghalangi saya, yaitu saya selalu berkata dalam hati saya: apa yang saya punya, Ilmu? : blank. Hafalan qur'an yang harus saya banggakan?: blank. 
Itu dia persoalannya: saya tidak memiliki apa-apa dari ilmu, saya takut kalau saya menikah nanti menyibukkan diri saya dari belajar. Oleh karena itu saya hanya bisa berharap dan berdoa semoga saya mendapatkan seorang bidadari yang mendukung saya agar tetap bisa belajar, walaupun hidup kita pas-pasan. Karena saya merasa tenang , bahagia dan nyaman ketika belajar.
kadang kala mengangkat wajahku kelangit dan berkata, ya Alla ! siapa pasanganku, siapa yang akan menjadi sang Istri, siapa dia ya Allah. Aku hanya bisa berharap semoga aku cepat dipertemukan dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar