Kamis, 10 Maret 2011

WHO LOVES YOU 3

sekarang engkau hanyalah bayang-bayang bagiku, namun aku selalu berharap semua bayang-bayang itu akan menjadi kenyataan di suatu hari nanti.
engkau selalu ada di kala aku membutuhkanmu, menemaniku di kala aku sendiri, tersenyum denganku di kala bersamaku.
Aku juga selalu membayangi akan sikapmu yang lembut keapadaku, penurut lagi rama, selalu tersenyum yang penuh dengan canda ria di saat bersama, serta dapat rambutmu dan memberikan sentuhan yang lembut kepadamu.
Dan harapku juga agar sikapmu saat ini tidak akan pernah berubah, sikap yang penuh dengan cinta dan kasih sayangk serta selalu mau memahami perasaanku.

Minggu, 06 Maret 2011

HUTANG SEUMUR HIDUP

Salah seorang laki-laki tertimpa kesulitan dalam masalah keuangan, lalu ia datang kepada temannya dan temannya itu sepakat untuk memberinya hutang. Maka yang berhutang berkata keapada temannya:”Sesungguhnya aku berterima kasih kepadamu karena kamu telah memberiku pinjaman yang aku butuhkan, dan aku akan berhutang kepadamu sepanjang hidupku.”Maka temannya menjawab:”Dan inilah yang aku takutkan sejak dulu.”
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatsenyum&id=450 

GUCI PENYEBABNYA

Suatu hari Juha memberikan kepada pembantunya guci supaya diisi air dari sungai, kemudian Juha menampar wajah pembantunya dengan keras, lalu dia berkata:”Hati-hati kamu, jangan sampai memesahkan guci itu.” Maka dikatakan kepada Juha:”Kenapa engkau menampar wajahnya padahal dia belum memecahkan guci itu?” Juha menjawab:”Aku ingin memperlihatkan kepadanya hukuman apabila memecahkannya, supaya dia berhati-hati terhadap guci itu.”
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatsenyum&id=446 

JARAK BUMI

Suatu hari dikatkan kepada Juha:”Berapa hasta (salah satu satuan panjang) jarak bumi?” Dan saat itu lewatlah jenazah, maka Juha berkata kepada mereka:”Mayat ini akan menjawab pertanyaan kalian, maka tanyalah dia karena dia telah menjelajahi dunia dan sekarang dia telah keluar dari dunia (meninggalkan dunia).”
http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatsenyum&id=443 

BERDOALAH

Jika hidupmu dalam kegelapan..
Berdoalah karena hanya dengan berdoa hidupmu akan terang…
Namun jika sudah berdoa suasana disekitarmu masih gelap…
Berarti kamu belum bayar LISTRIK…..
 http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatsenyum&id=455

SALAH BERITA

Terjadi kekeliruan pada penyebaran dua pengumuman di sebuah Koran. Pengumuman pertama berbunyi:"Seorang laki-laki menikah dan telah pergi menghabiskan bulan madunya, barang siapa yang menemukannya hendaklahmenyerahkannya ke kantor polisi terdekat."Adapun pengumuman kedua berbunyi:"Telah hilang seorang anak dari keluarganya, kami berharap semoga dia mendapatkan kesenangan dan kebahagiaan."(Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 266
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatsenyum&id=468

ANAK TUKANG SEPATU DAN ANAK DOKTER GIGI

eorang laki-laki berkata kepada temannya:"Bukankah termasuk hal yang memalukan, saudaramu berjalan tanpa alas kaki padahal bapakmu penjual sepatu?" Maka temannya menjawab:"Bukankah termasuk hal yang memalukan, saudaramu lahir tanpa gigi padahal bapakmu dokter gigi?!! (Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 263)
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatsenyum&id=465

AKU HARUS MENCURI LAGI

Hakim sebuah pengadilan mengeluarkan keputusan untuk mengenakan denda sebesar 15.000 lyra kepada terdakwa kasus pencurian, dan setelah terdakwa mendengarkan keputusan pengadilan tersebut dia berkata:"Jadi, anda harus membolehkan saya mencuri lagi supaya aku bisa membayar denda tersebut."(Ahlaa al-Ibtisamaat, Manshur bin Nashir al-'Awaaji hal. 270)
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatsenyum&id=459

UNTUK IBU

Orang yang paling berjasa dalam hidup Anda, seandainya dia hanya mengandung, melahirkan dan menyusuimu tidak lebih, dia tetaplah manusia yang paling berjasa, bahkan bapakmu sekalipun, dari sini tidak heran bila Rasulullah shallallhu 'alaihi wa sallam mengulang perintahnya kepada seorang laki-laki untuk memberikan kebaikannya kepada ibunya sebanyak tiga kali, baru setelah itu kepada bapaknya.

Ali bin al-Husain bin Ali tidak duduk bersama ibunya saat makan, saat ditanya mengapa dia melakukan hal itu, dia menjawab, “Aku khawatir mataku menginginkan suatu makanan yang diinginkan oleh ibuku, kemudian aku mendahuluinya mengambilnya, maka dengan itu aku telah mendurhakainya.”

Kahmas bin al-Hasan melihat seekor kalajengking masuk ke dalam kamar ibunya, lalu dia menyumpal semua lubang yang ada di kamar tersebut, tinggal satu lubang yang belum tersumpal karena tidak ada yang dibuat menyumpal, maka Kahmas menyumpalnya dengan kakinya dan sialnya justru itulah lubang persembunyian kalajengking, maka kakinya disengat, namun dia tidak menarik kakinya dan menahan sakit semalaman, ketika dia ditanya mengapa melakukan itu, dia menjawab, “Aku khawatir ia akan menyengat ibuku yang sedang istirahat.”

Muhammad bin Sirin berkata, di zaman Usman bin Affan harga pohon kurma mencapai seribu dirham, lalu Usamah menebang sebuah pohon kurma, dia mengambil daging pohonnya yang ada di pucuknya dan memberikannya kepada ibunya. Orang-orang bertanya, “Mengapa engkau melakukan padahal engkau tahu harganya yang seribu dirham?” Dia menjawab, “Ibuku memintanya, dia tidak meminta sesuatu yang aku mampu kecuali aku melakukannya.”

Abdullah bin al-Mubarak berkata, Muhammad bin al-Munkadir berkata, “Umar –saudaranya- shalat malam, sedangkan aku memijiti kaki ibuku yang sakit, malam yang aku lalui lebih aku sukai daripada malamnya.” Maksudnya aku lebih menyukai menghabiskan malam untuk ibuku daripada malam untuk shalat.

Dari Ibnu Aun berkata, seorang laki-laki datang kepada Muhammad bin Sirin yang saat itu sedang bersama ibunya, laki-laki itu bertanya, “Apakah Muhammad sakit?” Orang-orang menjawab, “Tidak, tetapi begitulah dia kalau sedang bersama ibunya.”

Dari Ibnu Aun bahwa Muhammad bin Sirin dipanggil oleh ibunya, dia menjawab lebih keras dari suara ibunya, maka dia memerdekakan dua hamba sahaya.

Hisyam bin Hassan berkata, “Al-Hudzail putra Hafshah binti Sirin mengumpulkan kayu bakar, dia mengulitinya dan membelahnya.” Ibunya Hafshah berkata, “Bila musim dingin tiba, maka dia membawa tungku dan meletakkannya di belakangku dan aku duduk di tempat shalatku, kemudian dia duduk dan menyalakan tungku dengan kayu yang dikumpulkannya, asapnya tidak menggangguku dan aku merasa hangat, hal itu berlangsung masya Allah, padahal dia bisa menyuruh orang lain dengan mengupahnya kalau dia mau, terkadang aku ingin berkata kepadanya, ‘Putraku, pulanglah ke rumahmu.’ Namun aku ingat apa yang ingin dilakukannya, maka aku membiarkannya.” Wallahu a’lam.
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatsastra&id=173

MANUSIA, MAKHLUK YANG BANYAK BERBUAT SALAH DAN DOSA

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

( كل بني آدم خطاء وخير الخطائين التوابون ) حسن. صحيح الترغيب والترهيب [ 3139 ].
"Seluruh Bani Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan (dosa), dan sebaik-baik manusia yang banyak kesalahannya (dosanya) adalah yang banyak bertaubat." (hasan, lihat shahih at-Targhib wa at-Tarhib 3139)
Hadits di atas diriwayatkan oleh at-Tirmidzi (2499), Ibnu Majah (4251), ad-Darimi (2730), Ahmad di dalam musnadnya (3/198) dan dalam az-Zuhd halaman 96, 'Abd bin Humaid dalam al-Muntakhob (1197), Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (7/62), Abu Ya'la (2922), al-Hakim (4/244), ar-Ruyani dalam musnadnya (1366), al-Baihaqi dalam Syu'abul Iman (5/420), Ibnu Hibban dalam al-Majruhin (2/111), Ibnu 'Ady dalam al-Kamil (5/1850), al-Mizi dalam tahdzibul Kamal (21/31), asy-Syajari dalam al-Amali (1/198) rahimahumullah jamii'an dari jalur (riwayat) 'Ali bin Mas'adah, mengabarkan kepada kami Qatadah dari Anas radhiyallahu 'anhu secara marfu'.
Hadits di atas diperselisihkan hukumnya oleh para Ulama ahli hadits, karena hadits tersebut diriwayatkan dari jalur (riwayat) 'Ali bin Mas'adah. Di antara para ulama ahli hadits tersebut ada yang mendha'ifkan dan ada yang menghasankannya. Inilah beberapa ungkapan mereka terhdap hadits di atas.
Imam at-Tirmidzi rahimahullah berkata:"Hadits gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits 'Ali bin Mas'adah dari Qatadah."
Imam al-Baihaqi rahimahullah berkata:"diriwayatkan secara sendirian 'Ali bin Mas'adah."
Imam al-Hakim rahimahullah berkata:"Sanadnya shahih dan keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya." Imam adz-Dzahabi membantahnya dengan ucapannya:"'Ali layin (lemah hafalannya)."
Oleh sebab itu hadits di atas dihukumi dhai'f oleh sebagian ulama. Berdasarkan hal ini maka para Ulama pun berbeda pendapat dalam pemberian rekomendasi (pengesahan) maupun pen-dha'if-an terhadap 'Ali bin Mas'adah.
Imam Ibnu Ma'in rahimahullah berkata:" ('Ali bin Mas'adh) Shalih."
Imam Abu Hatim rahimahullah berkata:"Laa Ba'sa bihi (tidak mengapa)."
Ibnu Hajar al-'Asqalani rahimahullah berkata dalam Bulughul Maram:"Sanadnya kuat."
Imam al-Bukhari rahimahullah berkata:" Fiihi Nazhor (dirinya perlu ditinjau)."
Imam ِAbu Dawud rahimahullah berkata:" Dha'if (lemah)."
Imam an-Nasaai rahimahullah berkata:" Laisa bil Qawy (Tidak kuat hafalannya)."
Imam Ibnu Hibban rahimahullah berkata:" Dia termasuk orang yang keliru (dalam periwayatan) padahal riwayatnya sedikit ." dan masih banyak lagi perkataan ulama yang lain.
Dan syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits tersebut hasan sebagaimana dalam kitab Shahih at-Targhib wa at-Tarhib dan Shahihul Jami'.
Sedangkan Syaikh 'Abdullah bin 'Abdurrahman Ali Bassam rahimahullah menyimpulkanbahwa hadits tersebut hasan sebagaimana dalam Taudhihul Ahkam syarh Bulughul Maram. Lalu beliau menukil perkataan al-Iraqi rahimahullah dalam Takhrij Ihyaa' Ulumuddin, beliau berkata mengenai hadits tersebut:"Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan beliau mengatakan haditsnya gharib, al-Hakim dan beliau menshahihkan sanadnya dari hadits Anas radhiyallahu 'anhu. Aku (al-'Iraqi) katakan:' Di dalamnya ada 'Ali bin Mas'adah dia didhaifkan oleh al-Bukhari. Akan tetapi sanadnya dinyatakan kuat oleh Ibnu Hajar, demikian juga Ibnu al-Qaththan mendukung penshahihan al-Hakim terhadapnya dan dia berkata:'Ibnu Mas'adah Shalihul hadits, dan gharibnya hadits hanyalah apabila dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits dari Qatadah.'"
Pelajaran dari hadits
Saya dan anda pasti pernah dan bahkan sering berbuat dosa dan berbuat salah, kurang dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Saya dan anda adalah bagian dari manusia dan bagian dari anak cucu Adam, dan tentu kita pun masuk ke dalam hadits tersbut yaitu banyak berbuat salah. Kita tidaklah hidup dalam kondisi yang terjaga dan bersih dari dosa, hal itu sebagaimana dinyatakan dalam hadits shahih:

( لو لم تذنبوا لذهب الله بكم ولجاء بقوم يذنبون فيستغفرون فيغفر الله لهم ) صحيح مسلم [ 4936 ].
"Seandainya kalian tidak berbuat dosa, Allah benar-benar akan menghilangkan kamu, dan pasti akan mendatangkan suatu kaum yang mereka akan berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Dia akan mengampuni mereka".(Shahih Muslim)
Saya dan anda adalah keturunan Adam, dan bapak kita Adam 'alaihissalam juga pernah berbuat dosa dan salah namun beliau bertaubat, dan barang siapa menyerupai bapaknya maka tidaklah dia berbuat zhalim.
Saya dan anda termsuk hamba yang lemah dan Rabb semesta alam memberitahukan kepada kita tentang kelemahan kita, Dia berfirman dalam hadits Qudsi:

( يا عبادي إنكم تخطئون في الليل والنهار وأنا أغفر الذنوب جميعاً فاستغفروني أغفر لكم ) صحيح مسلم [ 4674 ].
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat salah pada malam dan siang, dan Aku mengampuni semua dosa, maka minta mapunlah kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian."(Shahih Muslim)
Saya dan anda tidak bisa selamat dari godaan-godaan syetan, was-was dan tipu dayanya. Inilah Nabiyullah Adam 'alaihissalam syetan telah menguasainya (mempengaruhinya) dan membuat was-was kepadanya.
Saya dan anda adalah pelaku dosa dan kesalahan-kesalahan. Maka wahai saudara sekalian apa solusinya? Bagaimana jalan keluarnya? Wahai saudara sekalian apa obat dari kelemahan kita, dan kelalaian kita?
Sesungguhnya solusi dan obatnya ada dalam beberapa hal, di antaranya:
1. Tidak berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan bergembiralah dengan maghfirah(ampunan Allah). Dia berfirman:
(( قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ))[الزمر:53].
"Katakanlah (Ya Muhammad):"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Az-Zumar: 53)
2. Tengadahkan tanganmu kepada Dzat Yang Mahapengampun, dan ketahuilah bahwa Dia mengampuni seluruh dosa. Dia berfirman:

(( إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ ))[النجم:32].
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Luas ampunan-Nya."(QS. An-Najm: 32)
3. Jauhilah segala sebab yang menjerumuskanmu ke dalam dosa, supaya tidak terulang olehmu dosa yang sama.
4. Bersedihlah akan dosamu, dan menangislah terhadap kesalahan-kesalahanmu, semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala melihat air matamu yang jujur, sehingga dia merahmatimu dengan rahmat-Nya yang luas.
5. Jadikan dosamu di hadapanmu, dan jadikan amalan-amalan kebaikanmu di belakang punggungmu (maksudnya ingat-ingat selalu dosamu dan lupakan amal kebaikanmu), supaya engkau tetap bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, dan bersegera dalam kebajikan.
6. Janganlah menyepelekan kemaksiatan sekalipun itu adalah ash-shaghaa'ir (dosa kecil), karena bisa saja hal itu menjadi al-kabaa'ir (dosa besar) di sisi Allah. Dia berfirman:

((وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ ))[النور:15].
"Dan mereka menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal ia di sisi Allah adalah besar."(QS. An-Nur: 15)
7. Duduklah seorang diri, introspeksi dirilah (muhasabah) dan celalah dirimu (karena dosa-dosamu), semoga saja engkau bisa mengambil pelajaran dan takut. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala meridhai 'Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu ketika beliau berkata:

" حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا ".
"Hisablah (introspeksi) diri kalian, sebelum kalian di hisab (di akhirat)."
8. Jadilah orang yang seimbang dalam khauf (rasa takut) dan raja' (berharap), dan jadikan rasa takutmu di dalam kehidupan ini lebih besar dari rasa berharapmu sebagaimana perkataan para Salaf (ulama terdahulu), supaya engkau bersungguh-sungguh dalam berbuat ketaatan dan meninggalkan dosa-dosa dan keburukan.
9. Waspadalah terhadap perilku ishraar (terus-menerus) dalam berbuat dosa. Karena terus-menerus dalam berbuat dosa membuatnya menjadi al-kabaa'ir (dosa-dosa besar), sekalipun dosa itu pada awalnya adalah shaghaa'ir (dosa kecil). Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang hamba-hamba-Nya yang bertakwa:

((وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا ))[آل عمران:135]
"Dan mereka tidak terus-menerus melakukan perbuatannya (perbuatan kejinya)."(QS. Ali-Imran: 135)
10. Jadikanlah dosamu seperti gunung di atas kepalamu yang engkau takut ia akan menimpamu (menjatuhimu), dan janganlah kau jadikan dosamu seperti lalat yang terbang hinggap di hidungmu kemudian ia pergi.
11. Bacalah sejarah kehidupan para Salaf rahimahullah (ulama terdahulu), dan bagaimana kehati-hatian dan kewaspadaanmereka terhadap dosa.
12. Bergembiralah dengan rahmat (kasih sayang) dan maghfirah (ampunan) Allah kepadamu. Dan wajib bagimu untuk senantiasa beristighfar dan engkau akan mendapatkan taubat dan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala:

(( وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ ))[الشورى:25]
"Dan Dialah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya."(QS. Asy-Syuraa: 25)

(( وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى ))[طه:82].
"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar."(QS. Thaha: 82)
Maka Dia Subhanahu wa Ta'ala mengampuni kesalahan (dosa) sekalipun banyak, dan menerima amalan shalih sekalipun sedikit. Mahasuci Allah, betapa penyayangnya Dia terhadap hamba-hamba-Nya, betapa lembutnya Dia terhadap orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dan betapa dekatnya Dia dengan orang-orang yang berdo'a kepada-Nya.
Hendaklah dosa-dosa itu menjadi sarana untuk memberitahumu tentang hakekat dirimu yang kurang (dalam menjalankan perintah). Dan hendaklah ia menjadi pelajaran bagimu, bahwa engkau faqir (membutuhkan) kepada Rabbmu, tidak bisa lepas dari pengawasan, penjagaan dan bimbingan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadamu.
(( يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ))[فاطر:15]
Maka engkau (kita semua) adalah lemah, dan tak berdaya, dan engkau tidak memiliki daya dan upaya melainkan dengan kekuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan pujian-Nya.

اللهم ارحم ضعفنا وتب علينا فإنا تائبون ومعترفون بذنوبنا (( رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ))[الأعراف:23].
Ya Allah rahmatilah orang lemah di antara kami, dan terimalah taubat kami, karena sesungguhnya kami bertaubat kepada-Mu dan kami mengakui dosa-dosa kami. "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."(QS. Al-A'raaf: 23)
(Sumber تخريج حديث "كل بني آدم خطاء...": dari http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=3248, dan http://www.omaniyat.com/vb/showthread.php?t=14681. diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihathadits&id=253

Hukum Bayi Tabung

Oleh: Ustadz Izzudin Karimi, Lc
Pertanyaan:

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Apakah hukumnya menurut al-Qur'an dan pandangan islam bagi orang yang melakukan bayi tabung atau inseminasi buatan? Dan bagaimana jika hal tersebut dilakukan untuk keutuhan keluarga?.

Wassalamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakatuh.

Hormat Saya: Herdiana

Jawaban:

Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada Rasulullah. Amma ba’du.

Terkadang Allah Ta'ala menguji pasangan suami istri dengan tidak memberikan anak kepada mereka berdua, sekali pun keduanya sudah berusaha, namun Allah belum juga mengabulkan, padahal anak merupakan salah satu tujuan dari pernikahan, harapan dan keinginan suami istri terhadap seorang anak merupakan harapan dan keinginan yang syar'i, pada saat yang sama ilmu kedokteran telah melangkah sedemikian maju, sehingga bisa membantu seorang istri atau seorang wanita yang mengalami gagal hamil untuk hamil dan selanjutnya menimang anak, hal itu melalui inseminasi buatan atau bayi tabung.

Inseminasi buatan demi kelahiran seorang anak, cara ini di luar kebiasaan, karena biasanya melalui hubungan seksual langsung antara laki-laki dengan perempuan, terjadi melalui dua jalan yang mendasar:

1- Jalan inseminasi dalam, hal ini dengan menyuntikkan sperma laki-laki di tempat yang sesuai dalam tubuh wanita.

2- Jalan inseminasi luar, di antara sperma laki-laki dengan telur wanita dalam tabung uji dalam laboratorium medis kemudian telur yang sudah dibuahi tersebut ditanam dalam rahim seorang wanita.

Jalan Inseminasi Dalam

Cara pertama, benih jantan diambil dari laki-laki beristri lalu disuntikkan pada tempat yang sesuai di dalam saluran rahim atau dalam rahim istrinya sehingga benih itu bertemu secara alami dengan sel telur yang dipancarkan oleh indung telur istrinya, maka terjadilah pembuahan yang selanjutnya adalah bersemayam di dinding rahim –dengan izin Allah- seperti yang terjadi dalam persetubuhan. Cara ini digunakan jika suami mempunyai keterbatasan karena suatu sebab sehingga dia tidak berhasil menyampaikan spermanya ke sasarannya pada saat terjadi persetubuhan.

Cara kedua, benih jantan di ambil dari seorang laki-laki lalu ia disuntikkan di tempat yang sesuai pada istri orang lain sehingga terjadi pembuahan dari dalam dan selanjutnya menempel di dinding rahim sebagaimana dalam cara yang pertama. Cara ini digunakan manakala suami mandul tidak mempunyai bibit dalam spermanya sehingga benih jantan diambil dari orang lain.

Jalan Inseminasi Luar

Cara ketiga, benih jantan diambil dari suami demikian juga sel telur dari istrinya, lalu keduanya diletakkan dalam tabung uji medis dengan syarat-syarat fisika tertentu sehingga benih jantan milik suami membuahi sel telur milik istri dalam wadah uji, setelah pembuahan ini mulai terbagi dan meningkat jumlahnya, dalam waktu yang sesuai dipindahkan dari tabung uji ke rahim istri itu sendiri, pemilik sel telur agar ia menempel pada dinding rahimnya, maka ia tumbuh dan terbentuk seperti janin lainnya, di akhir masa kehamilan istri melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. Ini yang dikenal dengan bayi tabung yang dibuktikan oleh penemuan ilmiyah yang dimudahkan oleh Allah, sampai hari ini telah ada beberapa anak yang lahir melalui cara ini, laki-laki, perempuan dan kembar, beritanya diekspos oleh koran-koran internasional dan media-media informasi lainnya. Cara ini digunakan manakala istri mandul akibat tersumbatnya saluran di antara rahim dengan indung telurnya.

Cara keempat, inseminasi luar dalam tabung uji antara benih jantan yang diambil dari suami dan sel telur yang diambil dari seorang wanita yang bukan istrinya, mereka menyebutnya dengan relawan, kemudian kedua benih yang telah bertemu ini di masukkan ke dalam rahim istrinya. Cara ini digunakan manakala indung telur istri tidak berfungsi atau rusak sama sekali namun rahimnya sehat dan mungkin menerima pertemuan kedua benih padanya.

Cara kelima, inseminasi luar dalam tabung uji di antara benih jantan dari seorang laki-laki dan sel telur dari seorang wanita yang bukan istrinya, mereka menamakannya dengan dua orang relawan kemudian kedua benih yang telah bertemu ini dimasukkan ke dalam rahim wanita lain yang bersuami. Mereka menggunakan cara ini manakala wanita yang bersuami di mana kedua benih itu dimasukkan kepadanya mandul karena indung telurnya rusak namun rahimnya sehat, suaminya mandul dan keduanya menginginkan seorang anak.

Cara keenam, inseminasi dilakukan di luar dalam tabung uji di antara benih suami istri kemudian dimasukkan kepada seorang wanita yang menjadi relawan untuk mengandungnya. Mereka meenggunakan cara ini manakala istri tidak mampu untuk hamil karena suatu sebab pada rahimnya, namun sel telurnya sehat dan aktif, atau dia memang tidak berminat untuk hamil, maka ada seorang wanita yang sukarela menggantikannya.
Inilah cara-cara inseminasi buatan yang diwujudkan oleh ilmu demi mengatasi sebab-sebab terhambatnya kehamilan.

Pertimbangan Syar'i

1- Bahwa seorang wanita muslimah membuka dirinya di depan laki-laki, di mana di antara keduanya tidak boleh terjadi hubungan suami istri, adalah perkara yang dilarang dalam kondisi apa pun kecuali demi sebuah tujuan yang disyariatkan di mana syara’ memang membolehkannya.

2- Bahwa kebutuhan seorang wanita kepada kesembuhan dari penyakit yang menyiksanya atau dari sebuah keadaan yang tidak lumrah pada dirinya yang membuatnya tidak bisa hidup dengan tenang termasuk tujuan yang disyariatkan yang membolehkannya membuka diri kepada selain suaminya demi pengobatan ini, dalam kondisi ini hendaknya membuka diri tersebut dibatasi sesuai dengan tuntutan darurat.

3- Manakala seorang wanita muslimah membuka dirinya di hadapan seseorang di mana di antara keduanya tidak boleh terjadi hubungan suami istri dibolehkan demi sebuah tujuan yang disyariatkan, maka orang yang menangani pengobatannya harus seorang dokter wanita muslimah, jika memungkinkan, jika tidak maka dokter wanita non muslim, jika tidak maka dokter laki-laki muslim, jika tidak maka non muslim, dengan urutan seperti ini. Tidak boleh ada khalwat antara dokter dengan pasien wanita kecuali jika didampingi oleh suaminya atau wanita lainnya.

Tinjauan Syar'i

1- Bahwa kebutuhan wanita yang bersuami yang tidak hamil dan kebutuhan suaminya kepada seorang anak termasuk tujuan yang disyariatkan, mengobatinya dibolehkan dengan cara inseminasi buatan yang dibolehkan.

2- Bahwa cara yang pertama, yaitu benih jantan diambil dari laki-laki beristri kemudian disuntikkan pada rahim istrinya, salah satu cara dalam inseminasi dalam, merupakan cara yang boleh secara syar'i dengan memperhatikan kode etik syar'i, hal itu setelah terbukti bahwa wanita tersebut memerlukan cara ini agar dia bisa hamil.

3- Bahwa cara ketiga, yaitu benih jantan diambil dari suami dan benih betina diambil dari istri, keduanya adalah suami istri yang sah, lalu kedua benih dipertemukan di luar rahim dalam tabung uji, kemudian dimasukkan kembali ke dalam rahim istri pemilik benih betina, adalah cara yang pada prinsipnya bisa diterima dalam pandangan syar'i, hanya saja ia tidak selamat seratus persen dari faktor-faktor yang memicu keragu-raguan terhadap resiko-resiko yang menyelimutinya, maka hendaknya cara ini tidak digunakan kecuali dalam keadaan yang sangat-sangat darurat setelah terpenuhinya syarat-syarat umum yang disebutkan.

4- Adapun cara-cara inseminasi buatan lainnya, baik dalam maupun luar, yang telah dijelaskan, maka seluruhnya diharamkan dalam syariat Islam, tidak ada peluang untuk membolehkan sesuatu darinya, sebab benih jantan bukan dari suami dan benih betina bukan dari istri atau karena wanita yang bersedia menampung dua benih yang dipertemukan tersebut bukan istri tetapi wanita asing bagi kedua pemilik dua benih.

Mempertimbangkan resiko-resiko yang mengiringi proses inseminasi buatan ini, bahkan dalam dua kondisi yang boleh secara syar'i, berupa kemungkinan tertukarnya benih atau salah mempertemukan dua benih dalam tabung uji, lebih-lebih jika inseminasi ini dilakukan dalam jumlah yang besar dan sering, maka dinasihatkan kepada orang-orang yang teguh dalam berpegang kepada agama agar tidak menggunakan cara ini demi mendapatkan anak kecuali dalam keadaan yang sangat-sangat terpaksa dan itu pun dilakukan dengan sangat hati-hati dan waspada agar tertukarnya benih atau kesalahan mempertemukan keduanya tidak terjadi. Wallaahu a’lamu bishwab.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

[Jawaban dinukil dari kitab Jami’ al-Fatawa ath-Thibbiyah wa al-Ahkam al-Muta’alliqah biha, disusun dan dikumpulkan oleh Dr. Abdul Aziz bin Fahd bin Abdul Muhsin]